PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) baru saja mengumumkan pembagian dividen final yang menarik perhatian para investor, yakni sebesar Rp 187,25 per saham dari laba tahun buku 2024. Angka ini menghasilkan estimasi yield dividen YUPI yang mencapai 8,11% per harga sahamnya, sebuah persentase yang patut diperhitungkan di tengah dinamika pasar saham.
Menurut penilaian Indy Naila, seorang Investment Analyst dari Edvisor Profina Visindo, yield dividen yang ditawarkan YUPI ini tergolong sangat tinggi. Ia membandingkannya secara spesifik dengan emiten-emiten lain di sektor consumer goods, yang umumnya memiliki persentase lebih rendah. Namun, Indy juga menekankan pentingnya bagi investor untuk senantiasa mencermati kondisi kas perusahaan setiap kuartal, sebagai faktor penentu keberlanjutan dividen yang stabil.
Melihat tingginya yield dividen Yupi Indo Jelly Gum (YUPI) yang mencapai 8% ini, wajar jika banyak investor mempertanyakan prospek sahamnya ke depan. Indy Naila memberikan pandangannya komprehensif terkait rekomendasi saham YUPI pasca-pembagian dividen ini.
Meski telah membagikan dividen yang substansial, Indy berpendapat bahwa saham YUPI masih tetap menarik untuk dikoleksi oleh para investor. Namun, ia menyertakan catatan penting: investasi pada saham YUPI harus dibarengi dengan pemantauan ketat terhadap fundamental perusahaan serta strategi ekspansi pasar yang sedang atau akan dijalankan.
Melihat prospek kinerja keuangan YUPI hingga akhir tahun 2025, Indy Naila optimis bahwa emiten permen jelly ini masih memiliki peluang untuk mencatat pertumbuhan laba yang signifikan. Optimisme ini, bagaimanapun, sangat bergantung pada beberapa faktor kunci. Di antaranya adalah peningkatan daya beli masyarakat, efisiensi dalam penggunaan bahan baku produksi, serta arah dan keberhasilan strategi ekspansi pasar perusahaan di masa depan yang vital untuk menopang margin laba.
Dalam konteks pasar yang sering bergejolak, Indy juga menyoroti bahwa sektor consumer goods, tempat YUPI berada, tergolong sebagai sektor defensif. Ini menjadikan saham YUPI pilihan yang relatif aman bagi investor yang mencari stabilitas di tengah ketidakpastian ekonomi. Meskipun demikian, investor tidak boleh lengah dan perlu terus mencermati potensi fluktuasi harga komoditas global. Kenaikan harga komoditas tentu berpotensi meningkatkan biaya produksi YUPI di masa mendatang, yang pada akhirnya dapat memengaruhi profitabilitas.
Terakhir, dari sudut pandang valuasi, Indy Naila menggarisbawahi bahwa rasio Price to Earnings Ratio (PER) YUPI saat ini berada pada level yang tergolong tinggi. Hal ini menyiratkan bahwa secara relatif, valuasi saham YUPI bisa dianggap mahal jika dibandingkan dengan emiten-emiten lain yang bergerak di sektor sejenis, menjadi pertimbangan penting bagi calon investor.