IHSG Terkoreksi! BMRI, BBCA, TLKM Ikut Tertekan, Ada Apa?

PT. Adira Finance – , JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 0,05% atau terkoreksi 3,19 poin, berakhir di level 6.878,05 pada perdagangan Kamis (3/7/2025). Sejumlah saham berkapitalisasi besar seperti BMRI, BBCA, dan TLKM turut menyumbang tekanan terhadap indeks hari ini.

Berdasarkan data dari RTI Infokom, pergerakan pasar menunjukkan 324 saham menguat, sementara 239 saham melemah, dan 230 saham stagnan. Sepanjang hari perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang 6.877,43 hingga 6.922,73, dengan kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp12.121 triliun.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi sorotan utama dengan nilai transaksi tertinggi hari ini, mencapai Rp493,5 miliar. Meskipun menjadi saham paling aktif diperdagangkan, BMRI ditutup terkoreksi 0,63% ke level Rp4.740 per saham.

: IHSG Dibuka Zona Hijau Level 6.915, Saham ANTM hingga AMMN Menguat

Pelemahan juga merambah saham perbankan berkapitalisasi besar lainnya. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tercatat turun 0,86% ke level Rp8.600, diikuti oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang melemah 1,24% ke level Rp3.970 per saham.

Selain itu, beberapa saham lain yang juga tergelincir ke zona merah meliputi TLKM yang anjlok 2,52% ke Rp2.710, BRPT melemah 2,53% ke Rp1.540, dan AMMN yang terkoreksi 0,58% menjadi Rp8.525 per saham.

: : IHSG Diproyeksikan Lesu, Cek Saham MAPI, ASII hingga AMRT

Sentimen pasar global turut mewarnai pergerakan IHSG. Tim Riset Pilarmas Sekuritas menyoroti pengumuman Presiden AS Donald Trump di Truth Social terkait kesepakatan baru dengan Vietnam, yang mencakup tarif 20% untuk impor dari negara tersebut. Kesepakatan ini memicu harapan akan adanya perjanjian perdagangan bilateral sebagai bagian dari strategi tarif resiprokal Trump yang mulai diperkenalkan pada bulan April.

: : Menakar Laju IHSG Paruh Kedua 2025 di Tengah Perang Global

Di sisi lain, ketegangan geopolitik juga menjadi perhatian. Presiden Iran Masoud Pezeshkian telah memberikan persetujuan akhir terhadap undang-undang yang menangguhkan atau menghentikan sementara kerja sama dengan badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Langkah ini diambil menyusul serangan yang didukung Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran.

Dari ranah domestik, pergerakan IHSG yang sempat menguat sebelum melemah di akhir sesi turut didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Selain itu, potensi dampak positif dari kesepakatan perdagangan AS-Vietnam juga menjadi salah satu sentimen positif bagi pasar saham Indonesia.

Menanggapi dinamika tarif perdagangan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan keinginan pemerintah agar Indonesia tidak dikenakan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat (AS). Pemerintah bahkan telah mengajukan penawaran (second offer) kepada AS, yaitu berupa investasi Mineral Kritis dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia.

Sebagai konteks, sebelumnya pada awal April 2025, AS secara resmi telah menerapkan tarif resiprokal kepada Indonesia sebesar 32% dari basis tarif 10% yang umumnya dikenakan AS kepada semua negara.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ajukan Pinjaman